Pages

Jumat, 29 Mei 2009

Sejarah Islam Di Indonesia

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal…” (QS. Yusuf ayat 111).

Sangat penting mempelajari sejarah dakwah Islam di Indonesia. Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an ayat 111 bahwa mempelajari sejarah terdapat ibrah (pelajaran). Dengan memepelajari sejarah di masa lampau, kita dapat mengambil pelajaran untuk di masa yang akan datang dibuat perencanaan atau konsep yang lebih baik khususnya untuk dakwah di tanah air kita, Indonesia. Sesuai dengan hadist Rasulullah “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini “.

Bahasa merupakan nilai tertinggi dari suatu peradaban. Suatu bangsa dipengaruhi nilai tertentu jika bahasanya dipengaruhi oleh nilai tersebut. Bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab (bahasa Al-Qur’an) contohnya kata ibarat yang kata dasarnya dari ibrah ini yang bermakna pelajaran dan masih banyak lagi bahasa indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Ini membuktikan bahwa budaya Indonesia sudahdipengaruhi oleh budaya islami.

Sejarah masuknya Islam di Indonesia melalui babak – babak yang penting:

1. Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah).

Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Dai yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang telah beradaptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai arah yakni dari jalur sutera (jalur perdagangan) dakwah mulai merambah di pesisir-pesisir Nusantara.
Sejak awal Islam tidak pernah membeda-bedakan fungsi seseorang untuk berperan sebagai dai (juru dakwah). Kewajiban berdakwah dalam Islam bukan hanya kasta (golongan) tertentu saja tetapi bagi setiap masyarakat dalam Islam. Sedangkan di agama lain hanya golongan tertentu yang mempunyai otoritas menyebarkan agama, yaitu pendeta. Sesuai ungkapan Imam Syahid Hasan Al-Bana “ Nahnu du’at qabla kulla syai“ artinya kami adalah dai sebelum profesi-profesi lainnya.

Sampainya dakwah di Indonesia melalui para pelaut-pelaut atau pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya juga membawa akhlak Islami sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami. Masyarakat ketika berbenalan dengan Islam terbuka pikirannya, dimuliakan sebagai manusia dan ini yang membedakan masuknya agama lain sesudah maupun sebelum datangnya Islam. Sebagai contoh masuknya agama Kristen ke Indonesia ini berbarengan dengan Gold (emas atau kekayaan) dan glory (kejayaan atau kekuasaan) selain Gospel yang merupakan motif penyebaran agama berbarengan dengan penjajahan dan kekuasaan. Sedangkan Islam dengan cara yang damai.

Begitulah Islam pertama-tama disebarkan di Nusantara, dari komunitas-komunitas muslim yang berada di daerah-daerah pesisir berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan perdagangan dan terus berkembang sampai akhirnya menjadi kerajaan-kerajaan Islam dari mulai Aceh sampai Ternata dan Tidore yang merupakan pusat kerajaan Indonesia bagian Timur yang wilayahnya sampai ke Irian jaya.

2. Babak kedua, abad 13 masehi.

Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di Nusantara. Yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya didaerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina di wilayah tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun masih bersifat lokal.

Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui saluran-saluran:

  • a) Perdagangan
  • b) Pernikahan
  • c) Pendidikan (pesantren)

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari akar budaya indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah kebudayaan pra Islam yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai budaya setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

  • d) Seni dan budaya

Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat jawa kkhususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media dakwah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia di hadapan Allah dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.
Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada di Indonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam.

  • e) Tasawwuf

Kenyatan sejarah bahwa ada tarikat-tarikat di Indonesia yang menjadi jaringan penyebaran agama Islam.

3. Babak ketiga, masa penjajahan Belanda.

Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia Belanda kedaerah Nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya menjajah. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya yakni VOC, semejak itu hampir seluruh wilayah nusantara dijajah oleh Hindia Belanda kecuali Aceh. Saat itu antar kerajaan-kerajaan Islam di nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh para Ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren menjadi markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan ulamanya menjadi panglima perangnya. Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya.

Potensi-potensi tumbuh dan berkembang di abad 13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan-kerajaan Islam yang syair-syairnya berisikan perjuangan. Ulama-ulama menggelorakan Jihad melawan kaum kafir yaitu penjajah Belanda. Belanda mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi:

  • Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau mengadu domba antara kekuatan Ulama dengan adat contohnya perang Padri di Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.
  • Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar seorang Guru Besar keIndonesiaan di Universitas Hindia Belanda juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah, dia berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin yang akan melakukan ibadah Haji karena pada saat itulah terjadi pematangan pejuangan terhadap penjajahan.

4. Babak keempat, abad 20 masehi

Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik etik atau politik balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan masyarakat yang dapat membantu mereka dalam pemerintahannya di Indonesia. Politik balas budi memberikan pendidikan dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat Islam tetapi sebenarnya tujuannya untuk mensosialkan ilmu-ilmu barat yang jauh dari Al-Qur’an dan hadist dan akan dijadikannya boneka-boneka penjajah. Selain itu juga mempersiapkan untuk lapisan birokrasi yang tidak mungkin pegang oleh lagi oleh orang-orang Belanda. Yang mendapat pendidikanpun tidak seluruh masyarakat melainkan hanya golongan Priyayi (bangsawan), karena itu yang pemimpin-¬pemimpin pergerakan adalah berasalkan dari golongan bangsawan.

Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada bersifat organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi Serikat Islam merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di Indonesia pada tahun 1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat jelata sampai priyayi dan meliputi wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah Budi Utomo yang bersifat masih bersifat kedaerahan yaitu Jawa, karena itu Serikat Islam dapat disebut organisasi pergerakan Nasional pertama daripada Budi Utomo.

Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto yang memimpin organisasi tersebut pada usia 25 tahun, seorang kaum priyayi yang karena memegang teguh Islam maka diusir sehingga hanya menjadi rakyat biasa. Ia bekerja sebagai buruh pabrik gula. Ia adalah seorang inspirator utama bagi pergerakan Nasional di Indonesia. Serikat Islam di bawah pimpinannya menjadi suatu kekuatan yang diperhitungkan Belanda. Tokoh-tokoh Serikat Islam lainnya ialah H. Agus Salim dan Abdul Muis, yang membina para pemuda yang tergabung dalam Young Islamitend Bound yang bersifat nasional, yang berkembang sampai pada sumpah pemuda tahun 1928.

Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi seperti lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. Lembaga-lembaga ke-Islaman tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang anggotanya adalah para pimpinan institusi-institusi ke-Islaman tersebut.

Di masa pendudukan Jepang, dilakukan strategi untuk memecah-belah kesatuan kekuatan umat oleh pemerintahan Jepang dengan membentuk kementrian Sumubu (Departemen Agama). Jepang meneruskan strategi yang dilakukan Belanda terhadap umat Islam. Ada seorang Jepang yang faham dengan Islam yaitu Kolonel Huri, ia memotong koordinasi ulama-ulama di pusat dengan di daerah, sehingga ulama-ulama di desa yang kurang informasi dan akibatnya membuat umat dapat terbodohi.

Pemerintahan pendudukan Jepang memberikan fasilitas untuk kemerdekaan Indonesia dengan membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan dilanjuti dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan lebih mengerucut lagi menjadi Panitia Sembilan, Panitia ini yang merumuskan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagram Jakarta merupakan konsensus tertinggi untuk menggambarkan adanya keragaman Bangsa Indonesia yang mencari suatu rumusan untuk hidup bersama. Tetapi ada kalimat yang kontroversi dalam piagam ini yaitu penghapusan “7 kata “ lengkapnya kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya yang terletak pada alinea keempat setelah kalimat Negara berdasarkan kepada Ketuhan Yang Maha Esa.

Babak kelima, abad 20 & 21.

Pada babak ini proses dakwah (Islamisasi) di Indonesia mempunyai ciri terjadinya globalisasi informasi dengan pengaruh-pengaruh gerakan Islam internasional secara efektif yang akan membangun kekuatan Islam lebih utuh yang meliputi segala dimensinya. Sebenarnya kalau saja Indonesia tidak terjajah maka proses Islamisasi di Indonesia akan berlangsung dengan damai karena bersifat kultural dan membangun kekuatan secara struktural. Hal ini karena awalnya masuknya Islam yang secara manusiawi, dapat membangun martabat masyarakat yang sebagian besar kaum sudra (kelompok struktur masyarakat terendah pada masa kerajaan) dan membangun ekonomi masyarakat. Sejarah membuktikan bahwa kota-kota pelabuhan (pusat perdagangan) yang merupakan kota-kota yang perekonomiannya berkembang baik adalah kota-kota muslim. Dengan kata lain Islam di Indonesia bila tidak terjadi penjajahan akan merupakan wilayah Islam yang terbesar dan terkuat. Walaupun demikian Allah mentakdirkan di Indonesia merupakan jumlah peduduk muslim terbesar di dunia, tetapi masih menjadi tanda tanya besar apakah kualitasnya sebanding dengan kuantitasnya.


by: g-larsh.

Tahukah kamu, Linux bisa melakukan apa yang Windows dan MacOS tidak bisa lakukan

Ada banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh OS semacam Windows dan MacOS.

Dan sebaliknya, Linux bisa melakukannya, bahkan tanpa software tambahan apapun dari pihak ketiga.

Beberapa hal yang tidak bisa dilakukan Windows dan MacOS tetapi bisa dilakukan oleh Linux dibawah ini diambil dari ubuntuforums.org.

  • Meng-upgrade ke versi baru secara sah tanpa membayar biaya upgrade
  • Memiliki versi baru yang lebih ringan dan jalan lebih cepat daripada versi lama dengan hardware yang sama.
  • Mudah menginstall dan menjalankan interface grafis berbeda (saya mencoba mencoba LiteStep dan beberapa pilihan Windows, tidak berjalan mudah, maaf buat penggila Windows)
  • Menginstall dua puluh program dengan satu baris perintah
  • Membuat system menjalankan semua update otomatis untuk semua program terinstall.

Dan masih banyak lagi …

  • Menginstall copy distro yang sama pada partisi lain tanpa batasan lisensi atau activation key
  • Highlight untuk mengkopi dan klik tombol tengah mouse untuk mem-paste
  • Alt+klik untuk menyeret (drag) window
  • Mampu merubah tampilan desktop tanpa membayar software pihak ketiga seperti window blinds
  • Virtual Desktop (ok, Mac baru saja menambahkannya. Kita memilikinya sejak awal)
  • Menjalankan sistem operasi yang tidak meng-corrupt file, tidak terbiasa crash atau menjadi korban virus setiap 30 detik.
  • Bisa menginstall atau meng-uninstall apapun, sekalipun program itu bawaan system (translator: pernahkan kita benar-benar menguninstall IE, Outlook, Media Player atau Explorer?)
  • Memperbaiki bugs, menambah/mengurangi fitur program selain yang ditawarkan oleh pembuat aslinya.
  • Yang saya suka dari Ubuntu adalah, sesaat setelah saya logon, saya diberitahu update manager tentang updates yang tersedia, yang kemudian jika saya mau, mendownload dan mengupdate system yang memberikan fungsionalitas yang lebih baik dan fitur baru tanpa biaya tambahan - bukan sekedar update keamanan untuk sistem operasi yang memiliki lubang keamanan lebih banyak dari lubang keju swiss.
  • Meng-kompilasi sistem untuk kecepatan.
  • Mengupdate system tanpa restart.
  • Mengedit file teks biasa untuk merubah semua opsi system anda. Sedangkan Windows atau OS X tidak akan mengijinkan anda melihatnya.
  • Menjalankan OS tanpa GUI (translator: bukan DOS dodol!)
  • Melihat semua program yang terinstall (translator: bukan program eksternal saja) dan melihat apa saja yang memiliki update
  • Membuka file yang didownload tanpa takut membahayakan sistem
  • Mencoba aplikasi, lalu membuangnya, tanpa menyisakan jejak apapun pada sistem
  • Lebih bisa dikustomasi, hampir dalam segala aspek OS
  • Mengijinkan dual boot dengan sistem operasi atau distro lain. Tidak menuntuk partisi jenis tertentu (bisa primary/logical)
  • Waktu instalsi lebih singkat dengan jumlah aplikasi yang lebih banyak dan lengkap (translator: install, langsung membuat pdf, bisa!, tidak perlu ambil download ini, install itu lagi)
  • Memiliki banyak desktop environment yang bisa dicoba
  • Harganya Rp 0,- kecuali untuk ongkos download atau kirim.
  • Meng-kustomasi PC saya, sampai hancur, kemudian mengembalikannya ke default dengan beberapa klik
  • Seluruh OS, GUI, Office, dan aplikasi lain muat dalam satu CD 700Mb dan saya bisa memberikannya kepada siapapun setelah instalasi
  • Menginstall update dan program tanpa reboot
  • Multiple desktop tanpa program ketiga (translator: ada program yang menawarkan virtual desktop di Windows, ini bukan virtual desktop sesungguhnya, karena menggunakan proses yang sama)
  • Recycle bin applet di panel (taskbar)
  • Menjalankan program di background
  • Banyak pilihan shell, tidak hanya command.com!
  • Membuka atau mengedit file di trash (recyle bin) tanpa harus merestore
  • Package manager
  • Anda tidak bisa membuat turunan OS tanpa bersinggungan dengan hak-hak legalitas
  • Sistem I/O disk tidak menggunakan semua resource system (coba melakukan apapun ketika melakukan pencarian di XP)
  • Tidak menuliskan 25-digit product key
  • Menginstall ratusan bahkan ribuan komputer hanya dengan ongkos seharga CD-R
  • Menggunakan cp-a untuk meng-copy, mem-backup, me-replikasi seluruh sistem
  • Bisa mendapatkan source code program dan merubah cara kerjanya
  • Linux bisa me-mount file image tanpa software ke tiga (translator: sekedar mount -o loop saja)
  • Repository software yang terpusat
  • Login sebagai normal user (tanpa root privileges), dan tidak membahayakan sistem

Tulisan ini adalah terjemahan dari artikel berjudul What you can do in Linux that you can’t in Windows or Mac dengan perubahan seperlunya di sana-sini.


by : g-larsh.

Selasa, 26 Mei 2009

ALJABAR LINEAR C

Bagi temen2 yang ingin men-download materi Aljabar Linear, silahkan download dibawah ini :
Download materi ALIN 1 klik disini
Download materi ALIN 2 klik disini
Download materi ALIN 3 klik disini
Download materi ALIN 4 klik disini
Download materi ALIN 5 klik disini
Download materi ALIN 6 klik disini
Download materi ALIN 7 klik disini
Download materi ALIN 8 klik disini
Download materi ALIN 9 klik disini
Download materi ALIN 10 klik disini
Download materi ALIN 11 klik disini
Download materi ALIN 12 klik disini
Download materi ALIN 13 klik disini
Download materi ALIN 14 klik disini
apabila ada info terbaru akan saya pos-kan lewat blog ini n untuk lebih jelasnya silahkan lihat blog ini sebelum kuliah Aljabar Linear dimulai.