Pages

Selasa, 02 Juni 2009

Pengakuan akan Kenabian Nabi Muhammad

Kutipan ini diambil dari buku Mohammed and Mohammedanism yang ditulis oleh Bosworth Smith, penulis bahkan mengakui bahwa Muhammad adalah Nabi Allah.

“Apabila kenyataan keakraban dapat diukur oleh dalamnya kesetiaan sahabat kepadanya, tak ada seorang sahabat yang lebih besar yang pernah hidup seperti Muhammad. Di sekitarnya, di hari-hari yang paling awal berkumpul orang-orang yang paling baik di Mekkah dan satu contoh saja pun tidak ada dalam masa pasang-surutnya yang beraneka ragam persahabatan yang pernah terjalin itu terputus. Yang paling patut diperhatikan dari sifat-sifat khasnya yang nampak ialah kesungguhannya yang manis dan rasa harga diri yang tenang, yang dengan serta merta menarik respek orang kepadanya, yang merupakan satu dari berpuluh sifat yang melindungi dia dari setiap kehinaan…….
Muhammad menguasai hati manusia. Sebagai kepala Negara dan Agama, ia dalah Caesar dan Paus dalam satu diri, tetapi ia Paus tanpa pretensi Paus, dan Caesar tanpa barisan laskar Caesar, tanpa angkatan perang yang dipersiapkan, tanpa pengawal pribadi, tanpa istana, tanpa penghasilan tertentu. Sekiranya ada manusia yang berhak mengatakan bahwa ia telah memerintah berdasar hukum Ilahi maka orang itu adalah Muhammad, karena ia mempunyai segala kekuatannya tanpa alat-alatnya dan tanpa penopang-penopangnya. Ia lebih tinggi dari titel-titel dan upacara-upacara tetek bengek yang nampak seperti sungguh-sungguh dan sikap pura-pura merendah dibalik rasa bangga dalam etiket-etiket istana.
Bagi putra-putra raja, bagi raja-raja yang dilahirkan dalam kemegahan, hal-hal ini sewajarnyalah dianggap sebagai nafas sehari-hari. Tetapi orang-orang lain yang lebih dikenal sebagai Self-Made Man, dan mereka yang paling menonjol dalam sejarah seperti Caesar, Cromwell, Napoleon, tidak sanggup menolak gaya tarik emas persada. Muhammad telah puas dengan realitas. Ia tidak peduli akan embel-embel kekuasaan. Kesederhanaan hidupnya sehari-hari sejalan dengan kesederhanaan dalam kehidupannya di depan umum.
Kedudukan Muhammad dalam sejarah, unik sepenuhnya, ia adalah penubuh ganda tiga dari suatu bangsa, suatu empirium dan satu agama.
Walaupun ia sendiri buta huruf …….. ia adalah pengarang ? satu kitab yang merupakan puisi, hukum, kitab ibadat, dan satu bibel sekaligus, dan dimuliakan hingga hari ini oleh seperenam ummat manusia sebagai suatu keajaiban kemurnian gaya, kebijaksanaan dan kebenaran. Itulah satu-satunya mukjizat yang diakui Muhammad — mukjizatnya yang nyata, katanya, dan memang sesungguhnyanya demikian. Tetapi dengan melihat keadaan-keadaan pada waktu itu, pada penghormatannya yang tidak terbatas dari pengikutnya, dan dengan membandingkannya dengan Bapak-bapak Gereja, atau dengan orang-orang suci di abad pertengahan, menurut pikiran saja, yang paling ajaib. Apa saja yang dapat dikatakannya, dapat dilakukannya, pengikut-pengikutnya langsung melihat dia mengerjakannya. Mereka tidak dapat melepaskan dari dia tindakan mukjijatnya, yang tidak pernah ia lakukan dan selalu ditolaknya bahwa ia melakukannya. Bukti yang lebih besar yang manakah diperlukan untuk menunjukkan ketulusannya ? Hingga akhir hidupnya Muhammad tidak mengakui sesuatu tentang dirinya kecuali apa yang diakuinya sejak semula. Dan dengan falsafah yang paling tinggi serta Agama Kristen yang paling benar, saya berani percaya, sepakat akan menyerah kepadanya - bahwa ialah Nabi, Nabi Allah yang sesungguhnya..”